Sektor 22 Sub 13 Penting nya Kolaborasi Dengan Aparat Kewilayahan

Bagikan berita:

Media Jabar.Net.Bandung – Satgas Citarum Harum Sektor 22 Sub 13 bersama gober kelurahan membersihkan anak sungai citepus di Rw. 06 Kelurahan Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul, Rabu (6/01/2021).

Karyabakti pembersihan sungai, merupakan kegiatan baku tiap hari bagi anggota satgas Citarum Harum dengan menggiring pasukan gober di kewilayahannya sebagai kolaborasi dari pemerintah.

Sertu Dwi Bahakti, sebagai Dansub 13 sektor 22, mengutarakan bahwa kolaborasi bersama gober dilakukan setiap karya bakti.

“Selain membantu dan yang lebih tahu karakter wilayah, anggota Gober itu penduduk asli di tempat ia kerja, dengan keakrabannya di masyarakat sehingga akan memudahkan kami untuk melakukan komunikasi sosial pada sosialisasi program citarum harum,” kata Dwi.

Pembersihan sungai tiap hari berjalan, sosialisasipun masif dilakukan, seolah sampah terproduksi tidak ada henti sehingga terkesan tidak pernah habis selalu memadati tiap saluran utamanya di saluran yang ada ditengah kota.

Polemik sampah di Kota BandungĀ  bahwa setiap harinya terdapat sedikitnya 130 ton sampah yang tidak terangkut ke TPA Sarimukti. Angka tersebut merupakan 10% dari total volume sampah harian yang ditangani Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung.

Sejatinya, sampah sampah tersebut sebagian masuk ke aliran sungai, bila terjadi hujan apalagi itensitas tinggi maka Kota Bandung sudah terbiasa banjir, karena kontur dan karakter saluran ditengah Kota Bandung selain terhimpit oleh sedimentasi dan sampah juga ujung saluran tersebut menghilang tidak membekas.

“Upaya kami ini menghindari luapan air hujan, memang sampah biasanya sudah biasa tercecer di aliran sungai, mudah mudahan semakin hari semakin habis sampahnya, jangan tercecer di sungai,” ujarnya.

Harapan Dansub 13-22, sama halnya dengan satgas lainnya, maka setelah teraksesnya kolaborasi ini aparat kewilayahan bisa lebih jeli lagi, selain menjalankan program kang Pisman juga sodetan, namun ada juga yang paling signifikan adalah normalisasi tiap saluran supaya aliran sungai mengarah ke tujuan sebenarnya.

(Asep/Jpch).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *