Tindak Tegas Pengusaha Ngeyel Sektor 7 Gakum ,Dan DLH Provinsi Segel PT Indo Everest Texindo
Media Jabar. Net. Kab Bandung, – PT Indo Everest Texindo yang berada di Jl. Cisirung No.101, Cangkuang Wetan, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung pasca penindakan penutupan dan penyegelan saluran pembuangan akhir Ipal oleh Satgas Sektor 7 dan Gakkum Citarum Harum beserta warga masyarakat, sampai saat ini tidak kooperatif dalam mengelola Ipal dengan baik.
Setelah dilakukan pengecekan kembali, dan saran yang diberikan oleh Gakkum Citarum Harum terkait pengelolaan Ipal, perusahaan tersebut bukannya memperbaiki, malah semakin tidak karuan dalam mengelola Ipalnya.
Melihat hal tersebut mengharuskan Komandan Sektor 7 Citarum Harum Kolonel Caj (K) Nurjanah Suat, S.Pd.,M.Si kembali mendatangi dan mencoba mendiskusikan titik permasalahan kenapa perusahaan tersebut tidak serius mengelola Ipal nya dengan baik.
Dari beberapa keterangan yang di peroleh sebelumnya perwakikan perusahaan Mukhsin mengatakan, tadi sudah dijelaskan oleh LH Provinsi bahwa mengikuti apa yang jadi keharusan terhadap kepatuhan perijinan.
“Kami akan tempuh perbaikan sesuai dengan prosedur dan SOP yang ada,” ujar Mukhsin yang mewakili PT Indo Efferest Texindo dalam keterangannya pasca pengecoran dan penyegelan oleh DLH Provinsi pada 11 Juli 2023 lalu.
Jelas dari apa yang di katakan perwakilan perusahaan bahwa akan dilakukan perbaikan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh aturan pemerintah, namun nyatanya usai dilakukan pengecekan ulang oleh Satgas Sektor 7 Citarum Harum malah tidak ada sama sekali kemajuan dalam pengelolaan Ipalnya.
Usai pengecekan Kolonel Caj (K) Nurjanah Suat menyebutkan, di tahun sebelumnya kami sempat mendatangi perusahaan ini bahkan kami menutup lubang-lubang yang di duga dapat mencemari air yang mengalir ke anak sungai.
“Dulu pada saat penutupannya pun kami hadir bersama DLH Provinsi, Kepolisian dan disaksikan langsung oleh para tokoh masyarakat,” ucapnya.
Dilanjutkannya, karna berpotensi mencemari lingkungan dan berdasarkan aduan serta informasi dari warga maka kami melaksanakan pengecoran di dua titik, tentunya kami juga haturkan terima kasih pada masyarakat yang berada di sekitar lingkungan pabrik yang sudah melaporkan temuannya kepada kami.
“Hari ini, Selasa 30 Januari 2024, kami mencoba berdiskusi kembali dengan pihak perusahaan, agar dalam mengelola Ipal lebih di seriuskan kembali, dan jangan sampai Ipal yang di keluarkan menjadi masalah, selain bagi lingkungan tentunya untuk kesehatan warga sekitar, karna dulu pernah bau yang di keluarkan seperti telur busuk, berdasarkan keterangan yang kami himpun dari beberapa warga,” tandasnya.***