UIN Sunan Gunung Djati Bandung Teken MOU dengan Hartford International University

Bagikan berita:

media jabar net– Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag, melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan representatif Hartford International University for Religion and Peace, Prof. Dr. David D. Grafton dalam Seminar Internasional bertajuk Membangun Generasi Damai: Mengintegrasikan Nilai Perdamaian ke dalam Kurikulum Pendidikan yang diselenggarakan di Ibnu Rusyd Meeting Hall, Darunnajah University, Selasa (18/2/2025).

Hartford International University, yang sebelumnya dikenal sebagai Seminari Hartford, didirikan pada tahun 1834 dan mengganti namanya pada tahun 2020 untuk mencerminkan misi globalnya serta penekanan pada pemahaman antaragama dan perdamaian.

MoU ini mencakup beberapa ruang lingkup kerja sama untuk mendorong kolaborasi akademik internasional, di antaranya: Pertama, Memfasilitasi pertukaran kelembagaan yang melibatkan dosen dan staf dari kedua lembaga. Kedua, Memberikan kesempatan kepada mahasiswa S1 dan S2 untuk mengikuti program studi atau penelitian. Ketiga, Menyelenggarakan simposium, konferensi, kursus singkat, dan pertemuan terkait topik penelitian. Keempat, Pertukaran informasi mengenai kemajuan dalam pengajaran, pengembangan siswa, dan inisiatif penelitian. Kelima, Mempromosikan informasi dan kegiatan di situs web masing-masing, dengan persetujuan tertulis untuk penggunaan logo atau merek dagang. Keenam, Berkolaborasi dalam bidang lain yang disepakati bersama.

Prof. Dr. Rosihon Anwar menyampaikan bahwa penandatanganan MoU ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan reputasi global UIN Sunan Gunung Djati Bandung. “Internasionalisasi kelembagaan merupakan salah satu dari lima program unggulan UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang akan dikembangkan dalam lima tahun ke depan (2024-2029),” ujarnya.

Menurutnya internasionalisasi adalah proses pengintegrasian dimensi dan standar internasional ke dalam tujuan dan fungsi penyelenggaraan pendidikan di UIN Sunan Gunung Djati. “Internasionalisasi dalam praktiknya dilakukan melalui globalisasi universitas, baik secara institusional maupun personal,” jelasnya.

Internasionalisasi ini sejalan dengan semangat Kementerian Agama yang menginginkan universitas-universitas di bawah naungan Kemenag memiliki reputasi global. “Oleh karena itu, UIN Sunan Gunung Djati Bandung menjadikan internasionalisasi sebagai salah satu program utama untuk meningkatkan martabat kampus, dengan berbagai kerja sama internasional dan peningkatan kualitas akademik,” paparnya.

Dalam Seminar Internasional bertajuk Membangun Generasi Damai: Mengintegrasikan Nilai Perdamaian ke dalam Kurikulum Pendidikan Ketua International Office (IO) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. H. Munir, MA, menjadi narasumber.

Seminar ini merupakan hasil kerja sama antara Darunnajah University dan Hartford International University for Religion and Peace.

Dr. Munir mempresentasikan materi berjudul Peran Pesantren dalam Menumbuhkan Moderasi Beragama di Indonesia. Dalam presentasinya, dosen Ushuluddin menjelaskan bahwa pesantren memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai kedamaian dan hidup bersama. “Kitab-kitab yang diajarkan, serta praktik para kiai dan lulusannya, telah memberikan pengaruh moderasi beragama di Indonesia. Tokoh-tokoh seperti Gus Dur, Nurcholish Madjid, dan lain-lain telah menjadi ikon toleransi dan kedamaian dalam beragama,” pungkasnya.(a.w)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *