Ucapan Guru Dianggap Menyinggung Anak Enggan Sekolah Lagi
Media Jabar. Net. Bandung – Tanggapan Orang Tua Murid Ibu Iros terhadap Ucapan Tidak Pantas Oknum Guru Dalianti
Kabupaten Bandung – SD Mekar Biru
Salah satu orang tua murid dari SD Mekar Biru, Kabupaten Bandung, Ibu Iros, menyampaikan keberatan dan kekecewaan mendalam atas pernyataan tidak pantas yang dilontarkan oleh seorang oknum guru bernama Dalianti kepada anaknya. Ucapan tersebut dinilai telah menyinggung harga diri sang anak dan menyebabkan trauma psikologis yang berdampak pada penolakannya untuk kembali ke sekolah.
Peristiwa ini terjadi saat guru Dalianti melontarkan ucapan dalam bahasa Sunda: “monyet ngagugulung kalapa”. Meskipun secara harfiah ungkapan ini memiliki arti seseorang yang hanya memahami permukaan tanpa mengetahui isi atau makna yang sebenarnya, dalam konteks yang diarahkan kepada siswa, hal ini dianggap sebagai bentuk penghinaan dan pelecehan verbal.
Akibat dari insiden tersebut, anak dari Ibu Iros merasa tersinggung, malu, serta mengalami penurunan kepercayaan diri, hingga akhirnya menolak mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Ibu Iros menyatakan bahwa ia telah mencoba menyelesaikan permasalahan ini secara langsung dengan pihak sekolah, namun belum mendapat tanggapan atau permintaan maaf dari guru yang bersangkutan.
“Kami sangat menyayangkan adanya pernyataan seperti itu dari seorang pendidik. Anak kami masih dalam proses tumbuh dan membentuk jati diri. Ucapan yang merendahkan justru dapat mematikan semangat belajar dan berdampak pada psikologis anak,” ujar Ibu Iros dalam keterangannya kepada media.
Ia berharap pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung menindaklanjuti kejadian ini secara serius, termasuk memberikan sanksi yang layak kepada oknum guru tersebut. Selain itu, keluarga besar Ibu Iros juga menginginkan adanya permintaan maaf secara langsung kepada anak dan keluarganya sebagai bentuk tanggung jawab moral.
“Kami percaya bahwa dunia pendidikan seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak kami untuk belajar, bukan tempat di mana mereka dipermalukan,” tambahnya.
Ketika dikonfirmasi kepada kepala sekolah terkait, Ibu Iros mengaku mendapat tanggapan yang tidak memuaskan. Pihak sekolah menyarankan agar kejadian tersebut tidak diperbesar dengan alasan: “Ibu jangan sampai dipermasalahkan, karena itu kemauan ibu.” Pernyataan tersebut semakin memperdalam kekecewaan pihak keluarga.
Kendati demikian, keluarga Ibu Iros tetap membuka ruang mediasi apabila pihak sekolah bersedia menyelesaikan persoalan ini secara baik-baik, namun menegaskan pentingnya etika dan tanggung jawab dalam dunia pendidikan.
(Narasumber orang tua murid)
(Dani Sumarno)