Satker Kodam III Siliwangi dan Muspida Jabar- Banten Kunjungi Sektor 7 Tinjau Mesin Olah Sampah 1 Ton /Jam

Bagikan berita:

Media Jabar. Net. Kab Bandung, – Upaya tuntaskan dan minimalisir permasalahan sampah, Satker Kodam III/Slw, Muspida Jabar dan Banten beserta instansi lainnya hadir ke Desa Cangkuang Wetan Kabupaten Bandung tinjau Mesin Olah Runtah (MOTAH-1) Siliwangi yang berada di wilayah kerja Sektor 7 Citarum Harum. Jum’at (29/09/23).

Terpantau Komandan Sektor 7 Citarum Harum Kolonel Caj (K) Nurjanah Suat, S.Pd.,M.Si secara langsung menyambut kehadiran Satker Kodam III/Slw, Muspida dan Dinas dari berbagai daerah di Jabar dan Banten.

Dansektor 7 yang di dampingi oleh Gani Gunawan Direktur Utama PT. Sparta Guna Sentosa berikan pemaparan terkait fungsional inovasi MOTAH-1 Siliwangi, serta menunjukkan secara langsung bagaimana mesin tersebut beroperasi, serta menjelaskan uji hasil emisinya.

Diketahui bahwa Motah mampu membakar 1 ton sampah/jam dengan kekuatan suhu pembakaran 1000°C, Motah sangat hemat perawatannya tidak menggunakan bahan bakar atau pun listrik, secara emisi pun sangat ramah lingkungan dengan hasil lab di bawah rata-rata, abu sisa pembakaran dapat di manfaatkan di jadikan pupuk.

Dalam penjelasannya Kolonel Caj (K) Nurjanah Suat mengatakan, selama Motah ini hadir di Desa Cangkuang Wetan kami sudah dapat menutup sekitar 6 TPS liar, tentunya kehadiran Motah sangat memberikan manfaat positif bagi penuntasan atau meminimalisir sampah yang ada di wilayah masing-masing.

“Kami selaku Satgas Citarum Harum tentunya harus juga membantu menuntaskan permasalahan sampah yang ada di darat, dengan tujuan jika sampah di darat sudah bisa di atasi, tentunya sampah yang masuk ke daerah aliran sungaipun tidak terlalu berat untuk penanganannya, terlebih di bantu dengan hadirnya Motah,” ujar Nurjanah.

Sejak kemarin, Sambung Dansektor, Satker Kodam III/Slw dan Muspida terus hadir mengunjungi secara langsung ke lokasi Motah yang berada di Desa Cangkuang Wetan, tujuannya agar benar-benar mengetahui bahwa dengan APH yang tidak membutuhkan banyak tempat/lahan cukup dengan 5 x 9 meter, karena untuk mesinnya berukuran 2 x 3 x 2,1 meter, pengelolaan sampah sudah bisa di lakukan dengan baik.

“Ditambah dengan keuletan SDM pekerja yang ada yang begitu terampil memisahkan sampah, sehingga residu yang sudah tidak memiliki nilai ekonomi dimasukkan ke mesin untuk di bakar, sementara sampah organik kami manfaatkan untuk budidaya magot dan pakan ternak yang ada di TPS3R ini,” pungkas Dansektor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *