Pelaksanaan Sosialisasi Keramba Jaring Apung (KJA) di Aula Desa Jati Saguling
Kab Bandung Barat, MediaJabar.Net –
Setelah dilakukan pendataan dan validasi Keramba Jaring Apung (KJA) ke beberapa titik di beberapa zona, maka langkah selanjutnya adalah langkah sosialisasi. Seperti yang dilaksanakan di aula Desa Jati, Kecamatan Saguling, Selasa (7/5/2024).
Susunan kegiatan yang dilaksanakan berupa Sambutan dari Kades Jati, Paparan dari DKP Jabar, Paparan dari SDA Jabar, Paparan dari Satgas Citarum, Tanya jawab, Tutup & Do’a
Materi sosialisasi disampaikan oleh perwakilan dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Barat, perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, perwakilan dari PT Indonesia Power Saguling, serta perwakilan dari Citarum Harum sektor 9 (TNI).
Rimba, dari Dinas SDA Provinsi Jawa Barat dalam paparannya menyampaikan bahwa dari tahun ke tahun terdapat perubahan keadaan Waduk Saguling yang cukup signifikan. Seperti bervariasinya sumber pencemaran di waduk. Mulai dari pemukiman yang menghasilkan sampah rumah tangga maupun sampah industri, penggunaan pupuk kimia di area pesawahan, erosi tanah yang menyebabkan sedimentasi, penebangan hutan maupun alih fungsi lahan, kotoran ternak, KJA yang over kapasitas (pakan ikan yang menumpuk menghasilkan partikel limbah ikan yang menyebabkan deposisi).
Permasalahan berikutnya adalah munculnya proses eutrofikasi dari budidaya ikan KJA. Apabila pakan ikan dimakan oleh ikan, maka akan menghasilkan ekskresi melalui faeses. Dan apabila pakan tidak dimakan maka akan menghasilkan zat partikulat yang mengendap menjadi sedimentasi. Lalu dinamika daya dukung waduk berupa beban cemaran eksternal (non KJA) DTA sungai, beban cemaran internal (BDI KJA) dan pengurangan cemaran melalui program Citarum Harum.
Status lingkungan saat ini akibat dari beban pencemaran yang berasal dari kegiatan budidaya ikan KJA di waduk Saguling sebanyak 1.359 ton N/Th dan 214 ton P/Th. Beban selanjutnya berupa beban fosfor, peningkatan jumlah KJA menyebabkan peningkatan tingkat kesuburan perairan, akibat tingginya cemaran N dan P. Total beban masukkan fosfor yang berasal dari budidaya ikan di KJA pada tahun 1995: 202,81 Ton/Th, pada tahun 1998: 253,25 P/Th, pada tahun 2005: 338,94 P/Th, pada tahun 2012: 468,76 P/Th.
Kemudian tingkat trofik diketahui nutrien yang berupa Nitrogen (N) dan fosfor (P) berperan penting dalam meningkatkan proses eutrofikasi waduk. Pada tahun 1967 ada di fase oligotrofik, tahun 1988 di fase mesotrofik, tahun 2001 di fase eutrofik, tahun 2008 Hingga sekarang di fase hipertrofik.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Eka Yudhistira selaku analis pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat.
Ia memaparkan bahwa latar belakang diterbitkannya Pergub No 96 Tahun 2022 adalah karena waduk Saguling merupakan waduk Cascade yang termasuk objek penting negara sebagai sumber PLTA, pencegah banjir, dan pengairan lahan pertanian.
Sebegitu pentingnya kehadiran waduk Saguling, namun memiliki masalah lingkungan berupa pencemaran yang berasal dari kegiatan KJA. Limbah fisik KJA tidak terpakai, sisa pakan ikan, feses ikan dan pekerja/rumah tangga KJA mengancam keberlanjutan waduk, PLTA, lingkungan, dan sosial ekonomi masyarakat.
Dalam hal pendayagunaan KJA, kedalaman air penempatan KJA minimal 5 meter dari dasar jaring, ukuran petak KJA 7×7 meter, kepemilikan KJA dan perizinannya tidak bisa dipindahtangankan/diwariskan, pembudidaya wajib menjaga lingkungan perairan dan membersihkan gulma, pembudidaya wajib melakukan pembongkaran sarpas KJA yang tidak aktif, kewajiban mengangkat ikan mati dan sampah dari perairan, kewajiban memiliki rumah jaga tetapi bukan untuk tempat tinggal/berumah tangga.
Aspek penting lainnya yang harus diperhatikan adalah aspek teknis konstruksi KJA, bahan konstruksi dari kayu, bambu, pipa galvanis atau pipa HOPE dilengkapi pelampung, jaring polyethylene (PE) bermata jaring 2,5 cm dengan nomor benang PE 210 D12 (jumlah utas benang dalam satu lilitan tali), 1 unit KJA terdiri dari 4 petak dilengkapi jaring lapis dengan ukuran 1 petak 7mx7m, penyediaan ruang atau gudang pakan dan peralatan 3mx3m serta rumah jaga 4mx4m.
Materi selanjutnya disampaikan Andre dari PT. Indonesia Power Saguling. Ia menyampaikan bahwa peran waduk Saguling untuk PLTA sangatlah penting.
” Peran utamanya adalah untuk pembangkit listrik bagi pulau Jawa dan bali. Dulu ketika PLTA beres dibangun , KJA tidak ada. Dan fenomena yang terjadi di lapangan, semakin kesini semakin over kapasitas. Kami berusaha untuk menata berasaskan keadilan, yang diprioritaskan untuk direlokasi adalah KJA yang berasal dari investor luar, bukan petani asli setempat,” tuturnya.
Ditutup materi yang disampaikan oleh Lettu Inf Suryana Wijaya yang mewakili Dansektor 9 Citarum Harum, ia memaparkan bahwa pihak satgas tidak semena-mena, bagi petani KJA yang nanti direlokasi akan disiapkan tempat yang pantas dan bukan zona merah, itu adalah solusi apabila warga masih ingin tetap berprofesi sebagai petani KJA, selain solusi lainnya seperti alih usaha beternak ikan di darat maupun alih usaha lainnya.
Hadir Dalam Kegiatan Sebagai berikut:
1 Dansektor 09/Citarum harum ( diwakili)
2 Bpk. Eka wira (Dinas kelautan perikanan Prov Jabar)
3 Bpk. Rimba (Dinas sumber daya air Prov Jabar)
4.Bpk. Andre (IP Pomu)
5.Kapten Coba Arisandi (Danramil 0904/Batujajar)
6.Ibu Lia (Kades Saguling)
7.Hj. Unang (Kades Jati)
8.Bpk. Rio (komoniti PT acwa power Indonesia)
9.Bpk. Topan (Opiser humas IP)
10.Perwakilan dari para peternak ikan wilayah Ds Saguling 65 org
11.Perwakilan dari para peternak ikan wilayah Ds Jati 65 org
12.Tokoh masyarakat Ds Jati & Ds saguling
13.Babinsa Dd Jati dan Ds Saguling
14.Babinkabtimas Ds Jati dan Ds Saguling.
- Media Jabar indonesia
- Staf satgas Citarum sektor 9 TIM penyelenggara.
(Intan)