Klarifikasi SMPS Assalam Terkait Ketidak Mampuan Siswa nya

Bagikan berita:

Media Jabar. Net, Bandung – Kepala sekolah SMPS Assalam Dila Fadilah, S.Pd. memberikan klarifikasi atas curhatan salah satu wali-murid siswanya yang diminta menepati janjinya untuk melunasi pembayaran tunggakan iuran SPP sebesar Rp 8.000.000 (delapan juta rupiah) sesuai perjanjian yang sudah dibuat .

Dalam keterangannya menyampaikan, bahwa Surat Perjanjian (SP) pembayaran tunggakan SPP siswa tersebut merupakan Surat Operasional Prosedur (SOP) yang menjadi surat teguran atau pemberitahuan kepada orang tua siswa (wali murid) bahwa sudah jatuh tempo membayar. “Nah dengan adanya SP itu maksimum akan dilayangkan tiga kali, tapi kalau sudah tiga kali atau SP3 orang tua tidak mampu juga membayar, maka sekolah sudah mengetahui, bahwa orang tuanya masuk kategori orang tua tidak mampu yang biaya pendidikannya butuh bantuan,”terangnya, kepada ketua Relawan Peduli Pendidikan Indonesia (RAPPI) Senin (26/08/24) saat dijumpai dikantornya.

Menurutnya teguran berupa surat kepada orang tua hingga SP3 ini dimaksudkan sebagai rujukan untuk membantu meringankan biaya pembayaran.

“Yang pertama apabila sudah SP3 orang tua tidak mampu maka sekolah akan membantu pengurangan biaya SPP dari 25persen, 50persen, 75 persen hingga 0 persen, “terangnya.

Dila Fadilah menegaskan, untuk mengurangi beban orang tua yang tidak mampu, pihak sekolah juga sempat menawarkan kepada orang tua wali murid agar membuat SKTM agar anaknya bisa kami ajukan ke yayasan Assalam namun orang tuanya tidak bersedia.”tandasnya.

Dirinya juga menyadari adanya orangtua yang kurang terbuka dan membuka diri terhadap permasalahan siswanya kepada wali kelas yang ada, sehingga harus menyampaikan keluhan kepada pihak lain (RAPPI).

“Biasanya walikelas itu tau masalah orang tua dan semua managemen sekolah. Selalu action dan selalu kita tindaklanjuti dengan mengundang kedua orang tuanya, namun tidak pernah mau datang dan tidak ada itikad baik dari kedua orang tuanya. Padahal kalau kedua orang tuanya mau hadir saja
kami jadi bisa tau kondisi keadaan orangtua seperti apa agar kami bisa mencari kan solusi bantuan apa yang akan diberikan pihak sekolah kepada siswa tersebut,”tambahnya.

Dila Fadilah berharap, kejadian serupa tidak terulang lagi dan masing-masing pihak ada keterbukaan sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar.

“Kita berharap dengan penjelasan ini kedepanya tidak akan terjadi lagi,”harapnya.

Diketahui sebelumnya, Agung ayah dari ….. mengeluh karena belum mampu menyelesaikan tunggakan iuran SPP selama beberapa tahun yang tak terbayarkan karena kondisi ekonomi yang menurun yang kini langsung ditanggapi pihak sekolah dengan memberikan keringan pembayaran.

Sementara itu itu Ketua Relawan Peduli Pendidikan Indonesia (RAPPI) Rahmien Liomintono pada awak media mengatakan, miskomunikasi antara orang tua dengan pihak sekolah SMPS ASSALAM. Ia lanjut menjelaskan, awalnya orang tua mengeluh ke Relawan Peduli Pendidikan Indonesia (RAPPI) terkait anaknya tidak bisa masuk sekolah. Tentu saja kami sebagai Relawan Peduli Pendidikan Indonesia (RAPPI) prihatin mendengar curhatan orang tua. Namun demikian tentu tidak bisa mendengar sepihak, supaya tidak sepihak saya mendatangi secara langsung SMPS ASSALAM untuk mengkonfirmasi terkait curhatan orang tua. Setelah saya konfirmasi dan ternyata ada miskomunikasi antara wali murid dengan pihak sekolah SMPS ASSALAM. Ada Surat Perjalanan (SP) yang sudah di buat oleh wali murid dan sebetulnya pihak sekolah SMPS ASSALAM sudah memberikan keringanan kepada wali murid dengan mengurangi dari total tunggakan sebesar Rp 15.000.000 (lima belas juta rupiah) menjadi Rp. 8.000.000 ( delapan juta rupiah) bahkan di minta mencicil setiap bulan semampunya. “Jelas Rahmien Liomintono.
Ia juga menghimbau kepada wali murid agar ketika ada permasalahan dengan pendidikan anak sebaiknya di musyawarahkan baik -baik dengan pihak sekolah sehingga pihak sekolah dapat membantu mencarikan solusi. Terlebih ini kan sekolah swasta. “Himbaunya. Ia menambahkan, menurut saya pihak sekolah sudah melakukan yang terbaik dengan kebijakannya yaitu mengurangi tunggakan dari 15 juta menjadi 8 juta. Kita kalau kepasar saja make motor satu jam saja bayar parkir 2 rb. Sementara anak-anak kita tiga tahun di didik di sekolah.”imbuhnya.

Terkait permintaan orang tua agar di Carikan sekolah negeri karena tidak mampu untuk melanjutkan sekolah di SMPS ASSALAM Alhamdulillah, saya sudah berkomunikasi dengan Disdik Kota Bandung dan insyaallah ada sekolah SMP negeri yang dekat dari rumah murid sehingga bisa melanjutkan sekolah disana.”tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *