KISAH PILU, INI CERITA PENERIMA BANTUAN DIRUMAHKAN HINGGA HARUS PINDAH KONTRAKAN

Bagikan berita:
Media Jabar.Net.Bandung –
Pemerintah Kota Bandung telah menyalurkan bantuan kepada warga yang terdampak Covid-19. Para penerima memang sangat membutuhkan uluran tangan.
Salah satunya Rini Yulianti, seorang Asisten Rumah Tangga yang jam kerjanya dikurangi oleh majikannya untuk physical distancing karena merasa takut tertular.
“Semenjak ada wabah Covid-19 ini, kebutuhan sehari-hari jadi sulit. Saya hanya bekerja tiga hari dalam seminggu. Karena majikan juga takut saat wabah ini terjadi,” ungkap Rini saat ditemui di kediamannya, Selasa (12/5/2020).
Ia tinggal di RT 04 RW 01 Kelurahan Cipamokolan Kecamatan Rancasari. Sebelum wabah Covid-19, kehidupannya terbilang cukup. Namun saat ini ia mengaku kekurangan.
“Sebelum Covid, saya dan keluarga merasa cukup. Kalau sekarang kerjaan berkurang pemasukan pun berkurang. Tidak ada yang bisa dikerjakan juga, hanya menunggu di rumah kalau ada rezeki ya dicukup-cukupi. Saya hanya berharap bantuan Pemerintah jangan sampai salah sasaran,” katanya.
Cerita lain, datang dari Inneke, seorang single parent dengan dua anak, bekerja sebagai karyawan pabrik. Sejak Maret lalu ia telah dirumahkan oleh tempatnya bekerja.
“Sejak Maret lalu, saya sudah berhenti kerja, tanpa tunjangan. Untuk sehari-hari saya bertahan dari sisa tabungan dan penghasilan terakhir yang disisihkan. Kalau dihitung tidak akan cukup untuk berbulan-bulan,” katanya saat ditemui di kediamannnya, di RT 05 RW 05 Kelurahan Cipamokolan Kecamatan Rancasari.
Ia mengaku, bantuan yang diterimanya bisa menjadi tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun ia masih bingung jika harus membiayai kebutuhan sekolah anaknya.
“Kebutuhan sehari-hari bisa dicukup-cukupi, tetapi sekolah anak juga harus dibayar. Saat ini saya mengandalkan dari keluarga juga. Untuk bantuan Pemerintah saya harap bisa lebih kontinyu. Karena ada tagihan lainnya juga yang harus dibayar seperti BPJS,” akunya.
Sedangkan, Ijah Dahliani yang mempunyai usaha perbaikan pompa air bersama suaminya juga merasa bersyukur mendapat bantuan dari pemerintah. Karena saat ini usahanya terbilang sepi.
“Saya beryukur mendapat bantuan kemarin. Saya pakai untuk kebutuhan sehari-hari dan juga untuk zakat fitrah,” katanya.
Sambil menangis, ia pun menceritakan bahwa rumah kontrakan yang ditinggalinya saat ini akan dijual oleh pemiliknya. Ia bersama keluarga terpaksa harus pindah jika rumah tersebut sudah ada yang membelinya.
“Sudah 30 tahun saya di sini, kata pemiliknya gak bisa diperpanjang karena akan dijual. Saya tidak berharap dapat bantuan lainnya karena itu bagaimana rezeki Allah, kalau kebagian ya bersyukur. Karena saya juga merasa tidak hanya saya yang membutuhkan,” ungkapnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *