Bank Sampah Desa Sukamenak Membawa Berkah
Media Jabar.Net.Bandung – Volume sampah di kabupaten bandung, khususnya desa Sukamenak makin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Kondisi ini jika dibiarkan, selain akan menyebabkan sampah bertumpuk dan mengganggu pemandangan serta mengeluarkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu lingkungan.
Gambar 1. Kondisi awal TPS, Pembukaan acara Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, dan Sosialisasi Manfaat Bank Sampah di RW 06 Desa Sukamenak
Keberadaan Bank Sampah, merupakan salah satu solusi permasalahan sampah di desa Sukamenak. Bank Sampah desa Sukamenak didirikan oleh tim Pengabdian kepada masyarakat Polban bersama masyarakat RW 06. Sejak berdirinya Bank Sampah , masyarakat secara sukarela mendaftarkan diri menjadi nasabah bank sampah.
Edukasi dan sosialisasi tentang manfaat bank sampah, sebelumnya telah diberikan oleh tim PKM Polban begitu juga sarana bank sampah, pihak tim Polban berusaha memfasilitasinya, mulai dari timbangan, buku tabungan, buku besar, karumg besar, sticker, dan brosure. Sistem operasi bank sampah yakni : kumpul, pilah, dan jual ke pengepul telah dapat sedikit demi sedikit mengurangi jumlah sampah yang terkumpul di TPS yang sekaligus mengurangi volume sampah ke TPA.
Selain itu, masyarakat dapat merasakan manfaat yakni : dengan menjadi nasabah, masyarakat secara tidak langsung, memaksa masing-masing kepala keluarga untuk memilah-milah sampah yang dihasilkan di rumah tangganya. Sampah kering (anorganik) ditabung di bank sampah,
Sedangkan sampah basah (organik) sebagian dimanfaatkan untuk membuat pupuk, sebagian dibuang ke TPS. Jumlah nasabah bank sampah makin lama makin bertambah seiring dengan berkurangnya sampah yang masuk ke TPS.
Bahkan ada masyarakat sekitar menggali kembali sampah-sampah lama yang sudah tertumpuk di bak sampah,untuk mendapatkan beling,logam, kawat,dan lain-lainnya untuk dijual ke bank sampah.
Gambar 2. Kegiatan Penimbangan Bank Sampah, Acara Peresmian Bank Sampah oleh Pejabat Desa Suamenak, dan Kegiatan Pengepakan sampah di Bank Sampah sebelum dijual ke Pengepul
Aktivitas pengelolaan bank sampah perlu dimanage dengan profesional. Karena bank sampah menghimpun dana masyarakat,
Maka harus dikembalikan kepada masyaraat agar memberi manfaat yang positif, terutama dapat menambah uang kebutuhan sehari-hari. Sehingga secara tidak langsung, keberadaan bank sampah ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pengelola bank sampah selain harus mempunyai sifat pekerja keras, ikhlas, jujur, amanah, juga harus mempunyai kemampuan yang profesional dalam mengelola dana masyarakat.
Faktor kendala yang ditemukan dalam pengelolaan bank sampah adalah perubahan harga-harga barang yang selalu berubah-ubah tiap hari dari pengepul. Contohnya, dus per kilogram adalah Rp 4000,00. Kadang-kadang turun harganya menjadi Rp 2500,00. Permasalahan lain adalah, dengan menumpukntya barang-barang di bank sampah, kesulitan dalam tempat penyimpanannya, jika belum dijual ke pengepul.
Sekarang di Indonesia sudah berdiri hampir 7000 bank sampah di berbagai pelosok Indonesia. Pemerintah pusat, khususnya perlu memberi perhatian besar terhadap perkembangan bank-bank sampah tersebut agar betul-betul dapat menjadi solusi nyata dalam pengurangan volume sampah di Indonesia. Peranan aparat desa, RT, RW, dan tokoh penggerak sampah sangat dibutuhkan dalam memberi kesadaran masyarakat mengenai pilah sampah pada unit terkecil yaitu keluarga, menghimbau masyarakat untuk rajin menabung di bank sampah.
Dengan demikian, sampah yang biasa dianggap kotor, jijik, dan bau menjadi sampah yang membawa keberkahan bagi warga masyarakat nasabahnya.
Tim Pengabdian kepada Masyarakat Polban :
Dra. Euis Sartika, M.Si
Dra. Sri Murniati, M.Pd
Iin Karnisah, S.St,.M.T