BMKG Diperkuat Menghadapi Bencana Alam Seperti Gempa Bumi Dan Tsunami

Bagikan berita:

Media-jabar.net | JAKARTA — Sejumlah infastruktur bandara yang berada di pesisir Indonesia bakal dan sedang diperkuat. Upaya ini dilakukan sebagai antisipasi menghadapi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. Saat ini di sudah ada di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selain itu tentu ada provinsi-provinsi lain seperti Bali yang sudah memulai dan relatif yang paling siap.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan Sumatera Barat, Aceh dan Makassar dan nanti menyusul beberapa daerah lain secara bertahap. “Workshop hasil kerja sama dengan Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO (IOC-UNESCO) ini, digelar dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Tsunami Dunia pada 5 November, dan 15 tahun tsunami Aceh yang jatuh pada 26 Desember mendatang,” kata Dwikorita, Rabu (20/11), saat acara “Workshop on Strengthening Tsunami Warning Chain to Critical Infrastructure”, di kantor pusat BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Penguatan sejumlah bandara sudah mulai berjalan, sementara sisanya menyusul sesuai dengan koordinasi bersama Kementerian Perhubungan. Penguatan infrastruktur, kata dia diperlukan agar fasilitas penting yang berada di pesisir seperti bandara dan pelabuhan yang dibutuhkan untuk pembangunan perekonomian, bisa siap menghadapi gempa dan tsunami.

“Adapun bandara dengan infrastruktur yang sudah siap dengan sistem peringatan dini dan kuat menghadapi bencana, saat ini ialah Bandara Internasional Yogyakarta yang terletak di Kulon Progo. Bandara tersebut dirancang mampu menghadapi gempa hingga berkekuatan magnitudo 8,8 dan tsunami setinggi 10-15 meter,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata Dwikorita mengungkapkan Bandara juga dirancang untuk menjadi shelter bagi warga sekitar ketika terjadi bencana.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia, Harkunti Pertiwi Rahayu, mengatakan desain bandara di Kulon Progo disempurnakan agar tahan bencana, setelah tim pakar, termasuk BMKG, melakukan studi ke beberapa bandara di Jepang. jadi itu sebetulnya bukan suatu hal yang perlu kita takuti asal kita bisa berikhtiar dengan baik. “Engineering adalah salah satu solusi dan social engineering adalah solusi terbaik yang bisa kita kolaborasi bersama,” ungkap Harkunti. (dade)

Editor & Penerbit: Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *