Dibalik Rasa Sakit yang Dialami Sungai Citarum, Ada Sisi Romantisme dan Sisi Eksotisme Citarum yang Perlu Dibenahi

Bagikan berita:

Media Jabar. Net. Bandung – ,Sungai Citarum, merupakan urat nadi Jawa Barat. Sungai terpanjang di Jawa Barat ini memiliki andil penting untuk roda kehidupan masyarakat, terlebih untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Terbayang bukan bagaimana jadinya jika pulau Jawa dan Bali gelap gulita karena tidak dapat diterangi oleh listrik.

Sungai Citarum ingin bangkit, berbenah, dan sembuh dari berbagai macam rasa sakit yang ia terima selama puluhan tahun akibat aktivitas manusia yang tidak ramah pada alam.

Mendapat predikat sungai terkotor ke 5 di dunia, berbagai program telah dicanangkan untuk mengurangi tingkat pencemaran di Citarum.

Menyehatkan sungai Citarum, itu yang tentu diingat ketika mendengar nama Letjen TNI (Purn) Doni Monardo, atas inisiatifnya kala menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi (2017-2018).

Citarum Harum, program yang telah berjalan dari tahun 2018 dan rencananya akan berakhir tahun 2025 ini diharapkan bisa menjadi oase atau angin segar.

Wilayah sektor Citarum Harum terbagi 23 sektor, terbentang dari wilayah situ Cisanti Kabupaten Bandung hingga Muara Gembong Bekasi. Dan setiap sektor dikomandani oleh perwira menengah (Pamen) TNI berpangkat Kolonel. Kini, TNI terlibat dalam upaya normalisasi sungai Citarum.
Jargon TNI Angkatan Darat di hati rakyat, rupanya mengingatkan pada kutipan amanat Panglima Besar Jenderal Soedirman:
“Hubungan TNI dan rakyat adalah ibarat ikan dan air. Ikan tidak akan hidup tanpa air. Rakyatlah yang mengandung, merawat, dan membesarkan TNI”.

Seiring waktu berjalan, dengan berbagai pencapaian untuk kembali menjernihkan Citarum, sedikit demi sedikit telah memberikan progress yang cukup signifikan. Dari status sungai “cemar berat” kini bisa sedikit bermetamorfosis menjadi “cemar ringan”.

Perpres No 15 Tahun 2018 tentang Pengendalian Pencemaran Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum menjadi landasan program Citarum Harum. Tentu saja upaya untuk menjernihkan Citarum tidak bisa dijalankan oleh satu atau dua instansi saja, sinergitas pentahelix dengan berbagai lembaga, instansi, hingga pemerintah daerah perlu dijalin secara berkelanjutan.

(Intan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *