Sektor 22 Sub 06 5 Ton Sampah Dari Sungai Cikendal

Bagikan berita:

Media Jabar.Net.Bandung –  Satgas Citarum Harum Subsektor 06-22 Kota Bandung, membersihkan kembali Sungai Cikendal dari tumpukan sampah yang mengeras, wilayah Cigondewah Rahayu Kecamatan Bandung Kaler, Kamis (7/01/2021).

Karyabakti pembersihan rumput dan pengangkatan sampah di Sungai Cikendal, menurut Dansub 06 sektor 22 (Peltu Mulyanto) merupakan tindakan preventif dan berkelanjutan dari satgas Citarum Harum merupakan karya bakti gabungan.

“Satgas Citarum Harum dengan kekuatan penggabungan dibantu dari DPU kota Bandung, UPTDAS Tegalega, Gober Kecamatan, Gober Cigondewah Kaler, Gober Cigondewah Rahayu, Gober Cigondewah Kidul dan kewilayahan hingga 60 personil pada karya bakti gabungan,” ujar Mulyanto.

Sampah yang  menggunung di muara Sungai Cikendal berlarut terjadi, satgas Citarum sub 06 selalu berupaya mencari solusi door to door kepada warga juga dengan aparat kewilayahan.

“Bahkan kami sudah mendatangi salah satu dinas di Kota Cimahi, maksudnya untuk kolaborasi dan mencari solusi supaya sampah bisa tuntas di cimahi, soalnya sampah ini bersumber dari Kota Cimahi,” ujar Mulyanto.

Pengangkatan sampah di Sungai Cikendal di Rt 01 Rw 04 kelurahan Cigondewah Kaler Bandung kulon sepanjang 100 m dan hasil yang terangkat sampah hingga 1 mobil Truk Sampah dengan volume 5 Ton, dibuang ke TPA Sarimukti Cipatat.

Karya bakti gabungan ini dihadiri oleh, Staf posko sektor 22, Staf kecamatan (Pak Budi), Lurah Cigondewah Kaler (Titin K), Ekbang Cigondewah kidul (Agus) dan wakil dari Kewilayahan.

Sementara menurut Didi Ruswandi Kadis PU Kota Bandung mengatakan bahwa para pegawai DPU terus melakukan normalisasi sungai dan drainase namun yang menjadi sumber masalah dari terhambatnya arus sungai dan drainase dari waktu ke waktu tetap saja tentang banyaknya sampah di sungai dan drainase tersebut .

Kita sangat berharap sinergitas dan kolaborasi semua pihak untuk tidak hanya sebatas sosialisasi tentang pengelolaan sampah namun lebih dari itu sampai ke ruang-ruang edukasi terlebih didukung oleh monitoring dan evaluasi yang konsisten akan menghasilkan kerja nyata dalam upaya membangun kesadaran masyarakat untuk semakin peduli terhadap lingkungan, minimal belajar bijak dalam membuang sampah, ” tegas Didi.

Selain itu pengelolaan sampah berbasis masyarakat pun diharapkan dapat menjadi gerakan yang masif dilengkapi dengan apresiasi dari setiap upaya yang dilakukannya dan hal ini tentunya akan membuat masyarakat semakin semangat dalam melakukan upaya pengelolaan sampah.

Jadi setiap program tidak berhenti di ranah seremonial belaka namun terus terakumulasi sebagai sebuah gerakan sadar dan budaya baik.

(Asep/Jpch)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *