Museum Perjoangan Bogor “Tanpa Harus Meminta dan Mengemis Kepada Pemkot”

Bagikan berita:

Media-jabar.net | Jawa Barat – Kota Bogor — Kegiatan mingguan tanam sejumlah bibit pohon oleh komunitas Gerakan Tanam Pohon (GTP) yang ke 232, dihadiri oleh beberapa Ormas dan di minggu pagi ini, yang untuk pertama kalinya dilakukan di halaman gedung Museum Perjoangan Bogor, yang beralamat di jalan Merdeka nomor 56, Kelurahan Ciwaringin, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat, minggu (12/01).

Tepat yang cukup strategis di tengah keramaian dan glamor nya kota, gedung Museum Perjoangan Bogor tersebut pun menjadi perhatian tersendiri, selain terkesan dipandang sebelah mata juga karena kondisinya yang sangat memprihatinkan.

Seperti yang disampaikan kepada awak media-jabar.net oleh salah satu inisiator GTP Heri Cahyono yang juga merupakan anggota DPRD Kota Bogor, usai acara penanaman pohon mengatakan keprihatinan nya terhadap kondisi Museum Perjoangan Bogor.

“Setiap kali saya jalan melewati gedung Museum Perjoangan Bogor, saya sering melihat Museum ini sepi dari para pengunjung yang datang. Padahal kalau di negara lain, pemerintahan setempat sangat peduli terhadap Museum sejarah nya itu, diperhatikan dan bahkan terlihat sangat ekslusif. Karena dianggap sangat pentingnya sejarah terhadap generasi penerus bangsanya,” ucapnya.

“Untuk mengelola dan merawat secara mandiri peninggalan barang-barang bersejarah, secara estafet, Yayasan Museum Perjoangan Bogor melakukannya tanpa harus ‘meminta dan mengemis’ kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor,” itulah yang diucapkan oleh Pak Ben sapaan akrabnya, saat diwawancarai oleh para awak media, selaku pengurus harian di Museum Perjoangan Bogor.

Ia juga menyampaikan bahwa, “dimanapun sebuah peninggalan sejarah, sudah merupakan aset negara ataupun aset daerah, di sini menjadi bagian sejarah Kota Bogor khususnya,” ungkap Ben.

“Hingga hari ini, baik perawatan, operasional, semua dikelola sendiri, tanpa ada anggaran khusus yang diterima untuk menjaga kelestarian peninggalan sejarah di museum ini,” tambah Ben.

Ben menuturkan, sekecil apapun sebuah peninggalan sejarah, sangat tidak mungkin jika tidak tercatat dalam aset sebuah daerah.

“Jadi jangan pernah melupakan serta membiarkan sebuah sejarah. Di dalam gedung Museum Perjoangan Bogor ini, sangat banyak catatan juga benda-benda bersejarah dari para pejuang. Dan jangan pernah melupakan sejarah kita. bisa kualat jika sampai melupakan sejarah,” tegas Ben.

“Ada pepatah kata-kata dari pejuang. Keringat ku, darah ku, mati ku, untuk merdeka, biarkan aku pahit dan getir, asalkan anak, cucu ku tidak seperti ini,” pungkasnya.

Editor & Penerbit : Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *