Drs. Tedi Garnida, MM. Kepala Dinas Perdagangan dan Koperasi UMKM Kabupaten Pangandaran Genjot Koperasi Menjadi Industrialisasi Pengolahan Kelapa Milik Petani

Bagikan berita:

Media Jabar.Net.Kab. Pangandaran –  Pemerintah Kabupaten Pangandaran yang memiliki icon sektor Pariwisata terbaik di Jawa Barat juga memiliki segudang Asset pertanian yang sangat melimpah. Pangandaran yang banyak lahan dengan iklim nya yang tropis tentunya sangat cocok untuk tumbuhan pohon kelapa,  ini pun menjadi syarat kepemilikan Pangandaran sebagai komoditi terbaik pula di sektor pohon kelapa. “ Akan tetapi kelimpahan kelapa di Pangandaran sayangnya tidak beriringan dengan kemakmuran para petaninya. Harga kelapa di tingkat petani relatif rendah di bandingkan harga di tingkat konsumen.

Minimnya pengetahuan pasar membuat kalangan petani hanya menjadi korban para tengkulak yang memang piawai mengatur harga jual kelapa. Satu sisi keberadaan koperasi sekarang ini seakan kembang kempis melawan kerasnya pangsa pasar global atau ekonomi yang serba sulit.

Padahal koperasi disini tergantung penguatannya pada anggota itu sendiri. Diungkapkan Tedi Garnida usai acara sosialisasi , “ Industrialisasi Pengolahan Kelapa Berbasis Koperasi Milik Petani” di Aula Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Selasa Siang (03/11/20) kepada jabar.net mengatakan,” Bahwa keberadaan koperasi di Pangandaran dari data yang ada dari sejak tahun 2017 sebanyak 302 koperasi, di tahun 2019 kemarin tercatat anjlok menjadi 72 koperasi. Dan dari 72 koperasi inipun hanya 32 yang bisa melakukan RAT Rapat Anggaran Tahunan koperasi tersebut. Artinya, tentu keberadaan koperasi disini sebenernya mengalami kelumpuhan yang luar biasa.

Setelah dirinya menganalisa kebanyakan koperasi disini berpangku atau berkutat pada sistem simpan pinjam, sedang simpan pinjaman disini kebanyakannya macet sehingga keberadaan koperasi disini mengalami kelumpuhan sebagai peribahasa “Hidup enggan mati tak mau” tentu ini kan miris,” Katanya.

Disini perlu dibangun proyeksi industri pengolahan kelapa berbasis koperasi Milik Petani. Dimana nantinya proses usahanya dikelola oleh koperasi mulai dari bercocok tanam, penggemukan, pembuahan dan hasilnya akan kita olah menjadi bahan produksi dengan tujuan ekspor hasilnya serta memasarkan ; Air Kelapa, Santan Kelapa dan Kelapa Kering (desiccated coconut) dan ini luar negeri sudah siap untuk menampung,” Katanya.

Akan tetapi untuk mewujudkan program tersebut langkah awal kami ini melakukan kerjasama dengan intansi terkait yakni dengan Dinas Pertanian sebagai langkah awal kami akan mendata berapa banyak jumlah petani, lahan maupun pohon yang ada diwilayah Kabupaten Pangandaran. Karena sebelum ini nanti digulirkan, kita harus sudah siap menghasilkan kelapa perhari 100.000 butir kelapa per hari untuk produksi tersebut yang untuk di ekspor, dan setahun minimal memerlukan 25 juta butir kelapa.

“Kami kerjasama dengan PPL Penyuluh Pertanian Lapangan, PPS Penyuluh Pertanian Swadaya melalui Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran. Harapan kami, hingga tanggal 15 November ini sudah bisa benar – benar datanya fix adanya.

Karena ini harus jelas kebutuhan atau produksi yang dibutuhkan perhari sebanyak 100.000 butir kelapa.” Kata Tedy

Disinggung apakah hal ini nantinya tidak akan menjadi persaingan aspek lain seperti yang sudah ada, Tedi pun menjelaskan,” Tentu ini tidak akan mengganggu aktivitas usaha lainnya yang berbahan baku kelapa. Karena kita disini pun akan mengonsep pembaharuan petani yang siap gabung dengan koperasi.

Apalagi catatan dari Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran, bahwa luas lahan tanaman pohon kelapa diwilayah Kabupaten Pangandaran berjumlah 25.354 hektar dengan total produksi 75 juta butir kelapa per tahun. Bisa dibayangkan jika hal ini benar terwujud maka inipun tidak akan mengganggu kebutuhan lain,” Ungkapnya. (Edy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *