Balitbang FMJ kembali menyoroti fenomena mutasi dan rotasi di tubuh BJB, Diduga Adanya Praktek Jual Beli Jabatan 

Bagikan berita:

Media-jabar.net | Nasional – Jawa Barat – Bandung — Setelah hengkangnya AI sebagai Direktur utama (Dirut) Bank Jabar Banten (BJB) sejumlah posisi tidak strategis digeser ke Yayasan dengan jabatan yang tidak jelas. Hal tersebut memang biasa, namun pejabat eksekutif tersebut dipandang rancu dan terlihat tidak proporsional.

Yuddy Renaldi yang ditetapkan sebagai Direktur Utama BJB oleh OJK pun melakukan beberapa mutasi dan rotasi di internalnya menjadi perhatian sejumlah pihak.

Saat ditemui di Sekretariatnya, Handi selaku anggota Badan Penelitian dan Pengembangan Forum Masyarakat Jabar (BALITBANG FMJ) kembali menyoroti fenomena mutasi dan rotasi di tubuh BJB. Balitbang FMJ mencatat beberapa nama yang comeback sebagai jajaran pemimpin divisi di BJB.

Bahkan dirinya juga menyebutkan terdapat seseorang dengan inisial GM yang menduduki jabatan Pemimpin Divisi IT, namun tidak memiliki basic kuat di IT menjadi polemik. Bahkan Balitbang FMJ juga mengira itu sebagai kepentingan kelompoknya saja.

“Ini menjadi tanda tanya besar bagaimana bisa secara basic saja tidak ada dalam bidang IT. Lantas pengelolaan divisi IT dan pengembangan IT BJB nanti ke depannya bagaimana? ataukah karena GM merupakan gerbong AI telah dititipkan sebelumnya?”, ujar Handi (20/09/2019).

Selain itu, ada DY yang sebelumnya menjabat sebagai Pemimpin Divisi HC namun digeser ke Yayasan pada masa Plt Dirut Agus Mulyana dan saat ini kembali ke posisi Pemimpin Divisi HC.

“Selain itu juga masih ada beberapa nama lain seperti HP, M dan beberapa nama lain yang diduga berlindung dibalik dua orang direktur existing yg berasal dari internal BJB. Kami juga menduga bahwa dibalik itu semua terdapat peran (Orang Dekat) yang masih berkeinginan untuk merecoki manajemen BJB yang ingin segera mengembalikan performancenya,” sambungnya.

Handi menduga adanya transaksi jual beli jabatan di tubuh BJB. Hal itu dibuktikan dengan copy surat ber kop BJB yang diperoleh FMJ.

“Bukan tidak mungkin fenomena ketidak profesionalan atau cara window dressing yg dilakukan rezim sebelumnya akan kembali menjadi tren di jajaran direksi sekarang. Oleh karena itu kami sangat berharap kepada para pemegang saham Seri A, terutama Gubernur Jabar agar segera melakukan koreksi dan evaluasi atas kondisi yang terjadi saat ini,” tandasnya.

FMJ juga berharap pasca dilantiknya DPRD tidak terkontaminasi dan dapat menjalankan fungsi controllingnya. (Den.Mj)

Editor & Penerbit: Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *