Menristekdikti Wacanakan Mengimpor Rektor Dari Luar Negeri 

Bagikan berita:

Media-jabar.net | JAKARTA — Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir mewacanakan mengimpor rektor dari luar negeri. Kebijakan ini dibuat dengan dalih memperbaiki peringkat PTN Indonesia, sehingga mencapai rangking 100 besar dunia dan men”challenge” Rektor dalam Negeri, serta Rektor asing dianggap memiliki jaringan yang lebih luas.

Namun kebijakan tersebut sangatlah tidak tepat, malah terkesan mengesampingkan kewibawaan sebuah bangsa yang di dalamnya terdapat para akademisi yang juga mumpuni untuk memimpin sebuah PTN. Sangatlah naif apabila semua permasalahan PTN, dilimpahkan kepada jabatan rektor semata.

Semestinya Menristekdikti evaluasi terhadap kinerjanya sendiri yang justru dianggap kurang baik dalam mengelola Perguruan Tinggi dan SDM yang ada. Buktinya masih ada beberapa kampus Negeri yang dalam pemilihan rektorpun masih bertele-tele dan terkesan politis.

Sementara itu, Doni Koesoema, seorang pemerhati pendidikan. Nasir tidak paham permasalahan, seolah rendahnya kualitas perguruan tinggi di Indonesia hanya karena faktor kepemimpinan. “Padahal, pemeringkatan universitas sebagai salah satu indikator mutu pendidikan, memiliki syarat yang kompleks. Misalnya anggaran penelitian, publikasi hasil penelitian hingga masalah kehadiran mahasiswa asing di perguruan tinggi Indonesia,” kata Doni, Minggu (18/8), di Jakarta.

Selanjutnya, tanpa rektor asing pun Perguruan Tinggi kita selama ini sudah tertantang untuk meningkatkan kualitas bahkan peringkatnya di Mancanegara. Maka kebijakan ini harus ditolak sebelum dituangkan dalam sebuah regulasi. Terlebih pada momen kemerdekaan kali ini, Indonesia mengusung tema SDM Unggul Indonesia Maju.

“Jadi jangan sampai ini hanya menjadi tema atau jargon semata. Sepatutnya kita merasa bangga dengan SDM kita. Para akademisi dalam negeri Dalam kondisi apapun mereka tetap membaktikan ilmunya demi bangsa dan Negara. Dari segi wawasan, banyak diantara mereka bersekolah diluar negeri serta memiliki karya-karya yang diakui oleh mancanegara. Sehingga alasan dan kebijakan Menristekdikti sangatlah melukai hati anak bangsa. Kita sebagai anak bangsa tetap bangga dengan rektor dalam negeri,” ujarnya. (dade/ Den.Mj)

Editor & Penerbit: Den.Mj

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *